Jumat, 18 Desember 2015

Persepsi

PERSEPSI

Persepsi (dari bahasa Latin perceptio, percipio) adalah tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memeberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan. Persepsi meliputi semua sinyal dalam sistem saraf, yang merupakan hasil dari stimulasi fisik atau kimia dari organ pengindra. Seperti misalnya penglihatan yang merupakan cahaya yang mengenai retina pada mata, pencium yang memakai
media molekul bau (aroma), dan pendengaran yang melibatkan gelombang suara. Persepsi bukanlah penerimaan isyarat secara pasif, tetapi dibentuk oleh pembelajaran, ingatan, harapan, dan perhatian. Persepsi
bergantung pada fungsi kompleks sistem saraf, tetapi tampak tidak ada karena terjadi di luar kesadaran.
Sejak ditemukannya psikologi eksperimen pada abad ke-19, pemahaman psikologi terhadap persepsi telah berkembang melalui penggabungan berbagai teknik. Dalam bidang psikofisika telah dijelaskan secara kuantitatif hubungan antara sifat-sifat fisika dari suatu rangsangan dan persepsi. Ilmu saraf sensoris mempelajari tentang mekanisme otak yang mendasari persepsi. Sistem persepsi juga bisa dipelajari melalui komputasi, dari informasi yang diproses oleh sistem tersebut. Persepsi dalam filosofi adalah sejauh mana unsur-unsur sensori seperti suara, aroma, atau warna ada dalam realitas objektif, bukan dalam pikiran perseptor.

Kekonstanan Persepsi

Di dalam pembelajaran persepsi kita perlu juga mengenal tentang kekonstanan persepsi (konsistensi), yaitu persepsi bersifat tetap yang dipengaruhi oleh pengalaman. Kekonstanan persepsi tersebut meliputi bentuk, ukuran, dan warna. Salah satu contoh kekonstanan persepsi, yaitu ketika kita meminum susu ditempat yang gelap maka kita tidak akan menyebut warna susu tersebut hitam, melainkan kita akan tetap menyebut warna susu adalah putih meski di dalam kegelapan warna putih sebenarnya tidak tampak.
Begitu pula saat kita melihat uang logam dari arah samping, kita tetap akan menyebut uang logam tersebut berbentuk bundar. Padahal apabila kita melihat dari samping maka sebenarnya kita melihat uang logam tersebut berbentuk pipih. Itulah yang disebut dengan kekonstanan persepsi, kita memberikan persepsi terhadap suatu obyek berdasarkan pengalaman yang kita peroleh sebelumnya

Teori persepsi hubungan

Teori hubungan adalah usaha ketika individu-individu mengamati perilaku untuk menentukan apakah hal ini disebabkan secara internal atau eksternal.

Persepsi selektif

persepsi selektif adalah menginterpretasikan secara selektif apa yang dilihat seseorang yang berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman, dan sikap seseorang.

Efek halo

Efek halo adalah membuat sebuah gambaran umum tentang seorang individu berdasarkan sebuah karakteristik. Ketika membuat sebuah kesan umum tentang seorang individu berdasarkan sebuah karakteristik, seperti kepandaian, keramahan, atau penampilan, efek halo sedang bekerja. Kenyataan akan efek halo diperkuat dalam sebuah penelitian, yaitu saat para pelaku diberi daftar sifat seperti pandai, mahir, praktis, rajin, tekun, dan ramah, kemudian diminta untuk mengevaluasi individu dengan sifat-sifat tersebut diberlakukan. Ketika sifat-sifat itu digunakan, individu tersebut dinilai bijaksana, humoris, populer, dan imajinatif. Ketika daftar yang sama dimodifikasi diperoleh serangkaian persepsi yang sama sekali berbeda - beda.

Pembedaan dengan sensasi

Istilah persepsi sering dikacaukan dengan sensasi. Sensasi hanya berupa kesan sesaat, saat stimulus baru diterima otak dan belum diorganisasikan dengan stimulus lainnya dan ingatan-ingatan yang berhubungan dengan stimulus tersebut. Misalnya meja yang terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap meja.
Sebaliknya persepsi memiliki contoh meja yang tidak enak dipakai menulis, saat otak mendapat stimulus rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang banyak coretan, dan kenangan pada masa lalu saat memakai meja yang mirip lalu tulisan menjadi jelek.

Jenis-jenis persepsi

Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis

Persepsi visual

Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari. Persepsi kaum muslimin harus mengacu pada Al-Qur'an dan As-Sunnah, ini yang kemudian disebut Islamic Worldview
Persepsi visual merupakan hasil dari apa yang kita lihat baik sebelum kita melihat atau masih membayangkan dan sesudah melakukan pada objek yang dituju

Persepsi auditori

Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.

Persepsi perabaan

Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.

Persepsi penciuman

Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.

Persepsi pengecapan

Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.

catatan_kaki :https://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi

Mendengar Aktif

Mendengar Aktif

 Apa sih maksudnya mendengar aktif?



Mendengar aktif adalah menangkap suara dengan telinga dengan giat dan dinamis. Apa bedanya dengan mendengar? Jika mendengar, kita hanya menangkap suara saja tanpa diikuti oleh reaksi apapun. Sedangkan dengan mendengar aktif, kita mampu memberikan respon setelah mendengar
dan kita lebih banyak menerima informasi baru.
Proses dalam mendengar aktif yaitu dimulai dengan mendengarkan informasi, mengerti maksud dari informasi yang disampaikan pada kita, mengingat informasi tersebut, menafsirkannya ke berbagai macam sudut pandang dan dibuat kesimulannya, mengevaluasi informasi yang sudah kita simpulkan, dan kemudian kita merespon informasi yang diberikan oleh pembicara.
Ada hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam mendengar aktif, yaitu intensitas, empati, kemampuan untuk memasuki dunia yang dipersepsikan orang lain, kemampuan untuk memahami perasaan orang lain, penerimaan pesan, dan feedback.
Manfaat yang didapatkan dari mendengar aktif antara lain meningkatkan pemahaman pembicara dan pendengar, mendorong komunikasi lebih jauh, membantu menyelesaikan masalah, mengenal watak orang, mendapat info yang diperlukan, serta membina dan meningkatkan hubungan.
Segala sesuatu itu tidak ada yang sempurna. Bahkan dalam hal mendengar aktif ini, ada hambatan-hambatan yang mengganggu proses mendengar aktif tersebut. Dengan adanya sebuah hambatan, akan menjadikan seseorang lebih berusaha dan lebih berkembang untuk mengatasi hambatan yang dihadapi. Hambatan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu fisik dan mental. Hambatan fisik yaitu gangguan kesehatan, lingkungan sekitar, noise, tata letak ruang, temperatur, pencahayaan, dll. Sedangkan hambatan mental yaitu kecepatan berpikir, keterbatasan wawasan dan pengetahuan, prasangka, dan ketidaksabaran.


            Selama kursus ini, anda akan melihat bahwa pertanyaan (bagaimana merumuskan pertanyaan, bagaimana mengajukannya dan jenis pertanyaan apa yang diajukan) akan menjadi tema yang konstan. Merumuskan dan mengajukan
pertanyaan yang baik, pertanyaan menyalurkan (funnel questions), menyelidik, mengenang (recall questions), dapat membantu guru untuk benar­benar memikirkan apa yangmereka inginkan, mengkonfrontir ketakutan mereka dan mencapai akar penyebab masalah mereka. Akan tetapi pertanyaan hanyalah satu alat. Satu lagi topik pendampingan yang sama pentingnya ialah mendengarkan, terutama mendengarkan secara aktif.
Mendengarkan adalah salah satu kecakapan yang sangat
penting yang bisa dimiliki seorang pendamping. Kecakapan mendengar anda mempunyai dampak utama bagi keefektifan anda sebagai seorang pendamping dan pada kualitas hubungan anda dengan para guru.
Untuk Apa Kita Mendengar?

·        Kita mendengar untuk memperoleh informasi

·        Kita mendengar untuk mengerti

·        Kita mendengar untuk memperoleh kesenagan

·        Kita mendengar untuk belajar

                Dengan semua pendengaran yang kita lakukan, anda mungkin berpikir bahwa dengan demikian manusia pasti menjadi pendengar yang baik! Tetapi sebenarnya tidak demikian. Tergantung dari studi yang dikutip, kita ingat hanya 25­,50 persen dari apa yang kita dengar. Itu berarti bahwa ketika anda bekerja dengan bos,kolega, guru atau suami/istri anda selama 10 menit, mereka hanya benar­benar mendengarkan 2½­5 menit dari seluruh percakapan. Mudah­-mudahan bagian penting dari 25,­50 persen didengar, tetapi bagaimana kalau tidak?
Dengan menjadi pendengar yang lebih baik, kita dapat tingkatkan kemampuan kita untuk bekerja dengan, membangun hubungan, membantu, mempengaruhi, membujuk dan bernegosiasi dengan para guru. Apa lagi?
Kita dapat menghindari konflik dan salah paham.
Mendengarkan secara aktif
Mendengarkan secara aktifialah ketika anda melakukan usaha secara sadar untuk mendengarkan bukan hanya kata­kata yang diucapkan orang lain, tetapi yang lebih penting ialah berusaha memahami pesan yang disampaikan secara menyeluruh.
Teknik untuk Mendengarkan secara aktif 

Pilihlah suatu lingkungan yang kondusif untuk mendengarkan: 

             Hal ini tidak mudah dilakukan di sekolah di mana ada banyak suara bising dan banyak kegiatan. Tetapianda dan para guru tidak ingin diganggu dengan suara bising anak­anak yang berlari ke sana ke mari. Dalam hal ini, usahakan untuk bertemu setelah sekolah selesai dalam sebuah kelas yang kosong atau di kantor kepala sekolah. Bersihkan pikiran anda: Sebelum bertemu dengan para guru, luangkan beberapasaat untuk membersihkan pikiran anda dari hal­hal lain. Hal ini dapat dilakukan dengan menutup mata dan berkonsentrasi pada guru atau dengan mengambil napas panjang atau dengan mengatakan kepada diri anda dengan suara keras, “Saya akan fokus hanya pada guru ini.” Kalau ada pikiran lain yang memasuki kepala anda pada saat guru sedang berbicara, singkirkanlah pikiran itu secara mental. Ulangilah frasa-frasa penting dalam hati:Kalau anda merasa benar­benar sulit untuk berkonsentrasi pada apa yang dikatakan guru, coba ulangi kata­katanya dalam hati (secara mental) setelah ia berbicara – hal ini akan menguatkan pesan yang disampaikan kepada anda dan membantu anda mengendalikan hanyutnya pikiran (mind drift).
 
Akuilah si pembicara:

                Pandanglah pembicara dan akuilah (lewat anggukan atau suara “uh huh”). Hal ini tidak harus berarti bahwa anda setuju dengan dia; anda hanya ingin menunujukan bahwa anda benar­benar mendengar. Menggunakan bahasa tubuh (sering mengangguk, duduk dengan tegak, bersandar ke depan)dan tanda­tanda lain (tersenyum kalau sesuai) untuk menunjukan bahwa anda mendengarkan, tetapi juga mengingatkan anda untuk memperhatikan dan tidak membiarkan pikiran anda mengembara ke mana­mana. Dorong pembicara untuk terus berbicara:Beri respon kepada guru dengan suatu cara yang mendorongnya untuk terus berbicara, sehingga anda dapat memperoleh informasi yang anda inginkan. Sekalipun mengangguk dan mengatakan, “Uh huh” menunjukkan bahwa anda
memperhatikan apa yang ia katakan, pertanyaan atau komentar dapat juga membuat rekapitulasi dari apa yang telah dikatakan dan mengkomunikasikan bahwa anda memahami pesan yang disampaikan. Di sinilah pentingnya memahami jenis pertanyaan yang sudah anda pelajari seperti pertanyaan menyelidiki (probing) menyalurkan dan yang berkaitan dengan informasi. 

Jangan siapkan bantahan pada saat pembica sedang berbicara:


Jangan rencanakan bagaimana anda akan merespons kepada guru. Dengarkan saja. Hal ini memang sulit dilakukan, filter personal kita, asumsi, penilaian dan keyakinan kita dapat mengganggu apa yang kita dengarkan dan sering kita begitu fokus pada apa yang ingin kita katakan sehingga kita tidak mendengarkan dengan baik. Kita hanya menunggu sampai pembicara berhenti berbicara! Ingatlah, bahwa sebagai pendamping, mendengarkanakan membantu anda menilai di mana guru berada dan peran anda di sini ialah benar­benar memahami apa yang sedang dibicarakan.
Ketika ia selesai berbicara, dan kalau anda harus merespon, anda dapat berhenti sejenak dan mulai merumuskan pikiran anda. Ajukan pertanyaan klarifikasi apabila anda tidak mengerti:
Kadang­kadang pikiran kita berkelana sejenak dan kita kehilangan benang merah dari percakapan itu. Atau kita ‘tersesat’ dan tidak tahu maksud si guru. Kalau hal ini terjadi, berhenti dan minta guru untuk memberi klarifikasi. Jangan berpura­pura anda telah mendengarkan segala sesuatu dan jangan berpura­-pura anda telah memahami segala sesuatu kalau sebetulnya tidak. Mengajukan pertanyaan klarifikasi menunjukan bahwa anda benar­benar menaruh minat pada apa yang dikatakan. 

 Catatlah pada sehelai kertas frasa-frasa penting:

                Kalau anda takut tidak akan dapat mengingat semua hal yang penting, catatlah komentarpenting dari guru (kata dan frasa, bukan alinea) 

Ringkaskan dan berilah umpan balik:

              Refleksikan apa yang telah dikatakan dengan menyebut kembali. "Apa yang saya dengar ialah," dan "Kelihatannya anda katakan," adalah cara yang baik untuk melakukan refleksi dan meringkas. Hal seperti ini membantu guru dan anda sendiri. Feedback dan meringkas dapat juga menyangkut “menggemakan kembali (echoing)” yaitu mengulangi kata­kata atau frasa­frasa kecil yang penting yang dikatakan guru. Echoing biasanya diikuti dengan anggukan untuk menunjukkan bahwa anda sebagai pendengar benar­benar memahami apa yang dikatakan dan perasaan yang ada dibalik kata­kata guru.

Tangguhkan Penilaian – Jangan Menghakimi:
  
                kalau guru menjadi agak emosional atau menyimpang, jangan interupsi (sampai ada jedah yangcocok). Menginterupsi hanyah buang­-buang waktu. Ia dapat membuat pembicara frustrasi dan membatasi pamahaman yang sesungguhnya atas pesan yang ingin disampaikan. Jangan menginterupsi dengan argumentasi yang melawan. Beri kesempatan kepada pembicara untuk menyelesaikan pembicaraannya. Usahakan untuk menetralisir emosi yang negatif:Kalau anda menyadari bahwa anda sedang memberi respons secara emosional pada apa yang dikatakan seseorang, katakanlah hal yang berikut, dan mintalah informasi yang lebih banyak : "Mungkin saya tidak begitu mengerti apa yang anda katakan tadi. Tetapi saya kira anda katakan I X; benarkah itu maksud anda?"
Berikan respon yang layak:
Ingat bahwa mendengarkan secara aktif adalah sebuah model bagi penghormatan dan pengertian. Anda juga dapat memperoleh informasi dan perspektif. Anda tidak akan menambah apapun kalau anda menyerang atau mengkritik pembicara.
Karena itu bersikaplah tulus, terbuka, dan jujur dalam respons anda. Sampaikan pendapat anda dengan nada hormat dan perlakukan orang lain sesuaidengan bagaimana ia ingin diperlakukan. 

Sebagai ringkasan: Mendengarkan secara aktif berarti
(a)   LISTEN:
L = Kelihatan tertarik
I = Libatkan diri anda dengan memberi respons
S = Tetaplah berada pada target
T = Tes pemahaman anda
E = Evaluasikan pesannya
N = Netralkan perasaan anda

Berbicara Efektif

Berbicara Efektif




Apa itu bicara efektif?
Postingan saya kali ini akan membahas salah satu materi yang diberikan pada LKMM Pra TD . Simak baik-baik ya, semoga bermanfaat.
Bicara efektif adalah bicara yang tepat tujuan,
tidak bertele-tele, dan tidak rancu. Dalam berbicara efektif, ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Yang pertama adalah tujuan pembicaraan.
Seseorang harus tahu benar tujuannya berbicara, agar saat berbicara tetap fokus dan tidak ada informasi yang terlewatkan. Percuma toh sudah bicara panjang lebar tapi saat waktu habis, tujuan pembicaraannya belum tercapai.
Poin ke dua yang harus diperhatikan adalah topik. Ketika berbicara dengan orang lain, terlebih saat berbicara didepan umum, anda harus pintar-pintar memilih topik pembicaraan agar pendengan tidak bosan dan tetap fokus pada pembicaraan anda. Topik yang dipilih sebaiknya yang ringan dan up to date agar lebih ngena pada pendengar serta mudah dimengerti.
Poin penting yang ketiga dan yang harus benar-benar diperhatikan adalah siapa lawan bicara kita. Siapa yang kita ajak bicara. Setelah mengetahui siapa pendengar kita, kita bisa menyesuaikan topik yang sebaiknya dipilih. Nggak lucu kan, kalau mengajak bicara anak kecil dengan topik yang berat? Nah, pendengar harus sangat diperhatikan agar tidak ada kesalahpahaman informasi.
Selain itu, teknik berbicara juga harus diperhatikan. Tatap mata lawan bicara dan berkaitan dengan poin ketiga, perhatikan siapa lawan bicara kita, karena itu menentukan teknik bicara yang harus kita aplikasikan saat berbicara. Tentunya akan berbeda ketika berbicara dengan dosen dan rekan sepantaran.
Poin terakhir yang harus diperhatikan adalah waktu. Waktu sangat penting saat kita dituntut untuk berbicara efektif. Hal ini berkaitan dengan tujuan berbicara. Jangan sampai ketika waktu yang diberikan selesai, namun tujuan berbicara belum disampaikan, atau belum tepat pada poin yang ingin kita sampaikan.
Berikut ini tips / teknik bagaimana berbicara yang efektif , lugas dan jelas. Terutama ketika kita berbicara dengan atasan atau sedang meloby orang atau saat kita presentasi dihadapan orang banyak.  Jika kita bicara terlalu panjang lebar dan tidak penting maka wibawa kita akan berkurang dan audience pastinya kesal dan bosen.
Oleh karena itu, saya akan sharing mengenai teknik jitu presentasi secara efektif. Semoga sangat bermanfaat bagi kalian yang ingin menguasai communication skill yang baik.
  1.  jangan terlalu sering menggunakan kata “e” atau “emm”  yang merupakan jedah antar kalimat.
  2. ketika berbicara usahakan melihat dahi audience agar tampak seolah menatap wajah para audience.
  3. nada dan ritme berbicara di usahakan datar (tidak tinggi rendah)
  4. kuasai audience dengan joke segar tetapi tidak porno/jorok
  5. timbulkan interaksi komunikasi yg seimbang dgn audience artinya kadangkala kemampuan mendengarkan akan lebih baik daripada berbicara untuk presentasi tertentu.
  6. Usahakan agar pesan yang kita kirimkan mudah dipahami
  7. Pengirim pesan harus dipercaya oleh penerima pesan
  8. Gunakan pesan non-verbal sesuai dengan pesan verbalnya
  9. Ulangi pesan verbal yang ingin anda sampaikan seperlunya
  10. Usahakan mendapat feedback dari pendengar, hal ini bisa menjadi tolak ukur apakah pesan anda tersampaikan atau tidak
Danny I. Yatim, Media & Communication Adviser dari GRM International, mengadakan lokakarya berpresentasi efektif. Salah satu materinya adalah kesalahpengggunaan tiga kata yang perlu kita hilangkan dari kebiasaan berbicara kita. Penggunaan tiga kata ini berakar pada budaya rendah hati yang pada dasarnya baik. Sayangnya, berdampak buruk pada kekuatan pesan kita.
Apa saja tiga kata itu?
1. Kebetulan
- “Kebetulan, saya ditunjuk sebagai ketua panitia.”
– “Kebetulan, Pak Danny berada di sini untuk menyampaikan bagaimana cara presentasi yang baik.”
Danny biasanya langsung memberikan faktor kejutan dengan menyampaikan, “Bapak-bapak mungkin kebetulan berada di sini. Tapi saya tidak. Saya tidak kebetulan ada di sini. Saya memang sengaja ke sini untuk kepentingan Bapak-bapak semua.”
Kalau memang bukan kebetulan, jangan gunakan kata ini. Tunjukkan niat dan keinginan kita sejelas-jelasnya. “Saya dipilih sebagai ketua panitia berdasarkan kesepakatan kita bersama. Karena itu, saya mengharapkan kerja sama Anda semua.”
2. Mungkin
- “Alternatifnya mungkin ada dua…”
– “Solusinya mungkin bisa kita temukan dengan cara…”
Hilangkan kata “mungkin” dalam konteks di atas. Yang pasti-pasti saja. Kalau memang penting bagi hadirin untuk mengetahui probabilitas, sampaikan dengan jelas. “Ini adalah solusinya. Berdasarkan pengalaman kita dari tahun 1995, kemungkinan berhasilnya 75%.”
3. (Akan) Mencoba
- “Saya akan mencoba menyanyikan sebuah lagu.”
– “Saya coba jelaskan dengan diagram berikut…”
Seperti yang disampaikan Yoda dalam Star Wars, “Lakukan [saja]. Jangan mencoba.”
Hilangkan semua percobaan dan jadikanlah pesan yang kuat:
+ “Saya akan menyanyikan sebuah lagu.”
+ “Lihat diagram berikut.”
Apakah tiga kesalahpenggunaan kata ini sudah Anda hilangkan dari gaya bicara Anda?
Catatan kaki :    http://anriz.com
                        http://sellawahyu.blogspot.co.id

AKU

AKU (AMBISI, KENYATAAN DAN USAHA)


AKU, Ambisi, Kenyataan, Usaha.
Ambisi adalah segala sesuatu yang ingin dicapai seseorang, kenyataan adalah fakta yang ada, dan usaha adalah tindakan nyata untuk mewujudkan sesuatu.
Lalu apa hubungannya??
AMBISI
Ambisi menurut KBBI adalah keinginan (hasrat, nafsu) yang besar untuk menjadi (memperoleh, mencapai)
sesuatu (seperti pangkat, kedudukan) atau melakukan sesuatu: ia mempunyai -- untuk menjadi duta besar; pengabdiannya penuh dedikasi, tanpa -- pribadi;
Napoleon Hills mengatakan bahwa kurang ambisi adalah satu faktor utama yang menyebabkan kegagalan. Biasanya, orang yang berambisi akan berusaha membuat hasil pekerjaannya sesuai standar tertentu, bukan asal jadi, asal cepat, atau asal memenuhi tenggat..
Seseorang pada umumnya memiliki beberapa ambisi atau keinginan yang besar. Hal ini didasari oleh sifat manusia yang tidak pernah puas. Namun ada baiknya juga, karena pepatah mengatakan, bermimpilah setinggi langit. Asal yang positif loh ya. Nah, ambisi itu meliputi ambisi untuk memiliki sesuatu, ambisi untuk menguasai, dan ambisi untuk menjadi.
Faktor-faktor Ambisi :
•Kenikmatan
•Ketentraman
•Kehangatan
•Kekuasaan
•Ketenaran/citra
•Keberhasilan
Efek Pencapaian Ambisi :
Tercapai, perasaan menjadi positif
Gagal, perasaan menjadi negatif
Ambisi seseorang : ...bisa lebih dari satu
• Saling mendukung : berjalan seiring atau sejalan
• Saling bertentangan : berjalan berlawanan arah
Menumbuhkan & mengendalikan Ambisi:
• Miliki tujuan yang jelas dan mengaculah pada tujuan tersebut.
• Tentukan kapan Anda dapat bekerja, lalu bertindaklah dengan penuh optimisme.
• Jika gagal, pelajari penyebabnya. Jangan mengubah tujuan hanya karena gagal.
• Bekerja samalah dengan orang-orang yang dapat membantu Anda. Jangan meluangkan
  waktu tanpa berbuat sesuatu.
• Eksplorasi gagasan Anda untuk merumuskan tujuan yang jelas.
• Selalu berpikir positif.
Kenyataan
Definisi : Hal yang nyata/yang terbukti benar-benar ada. (KBBI)
Pengertian Kenyataan : Kondisi riil yang dapat mendukung / menghambat pencapaian sebuah ambisi
           Saat ambisi tercapai, akan ada perasaan positif dari seseorang, begitu pula ketika gagal, akan ada perasaan negatif.
Dari sebuah ambisi itu, kita bisa memproses lebih lanjut saat mengetahui kenyataan yang ada. Jenis kenyataan ada dua, yaitu internal yang meliputi Sistem Nilai dan Asumsi, kesanggupan, dan kecenderungan pribadi. Sementara faktor eksternal meliputi keadaan alam dan kesadaran sosial politik.
Dilihat dari segi :
Eksternal : kondisi, lingkungan, dll.
Internal    : KEYAKINAN (mengenai nasib, citra diri), KESANGGUPAN (bakat,Kemampuan, kecerdasan, keterampilan), KECENDERUNGAN PRIBADI (minat,
kebutuhan, kebiasaan, emosi).
USAHA
Usaha Definisi : Kegiatan dengan mengerahkan Tenaga, Pikiran, atau Badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. (KBBI)
Pengertian Usaha : Tindakan nyata yang dilakukan seseorang untuk mencapai dan mewujudkan sesuatu.




          Ketika kita sudah memahami kenyataan yang ada, kita bisa menentukan usaha atau langkah-langkah apa saja yang akan kita ambil selanjutnya. Usaha sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu usaha proaktif dan usaha reaktif. Usaha proaktif adalah usaha yang menghampiri sebuah ambisi, atau upaya-uapay yang dilakukan demi kesuksesan suatu ambisi. Sedangkan usaha reaktif adalah usaha yang dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan atau hal-hal yang bisa menghalangi suatu ambisi dapat tercapai. Selain itu, kita harus mempunyai alternatif usaha untuk mengantisipasi jika nantinya terjadi kegagalan dalam meraih suatu ambisi. Tidak ada salahnya kan, sedia payung sebelum hujan?
Setelah memahami apa itu ambisi, kenyataan, dan usaha, imbangi itu semua dengan doa dan tawakal pada Tuhan Yang Maha Esa. Karena setinggi apapun ambisi kita, bagaimanapun kenyataan yang ada, dan sekeras apapun usaha kita, tetap Allah lah yang menentukan semuanya.
Ada satu quotes nih, “Pelaut ulung tidak lahir dari ombak yang kecil”
Bagus banget kan pepatahnya. Ya, jika ingin sukses, usaha dan rintangannya tidak kecil, kawan. Semakin besar harapan dan cita-cita kita, pasti tantangannya akan semakin besar. Tapi semua tergantung kita, memilih untuk jadi orang yang gigih atau yang cepat menyerah. Bermimpilah setinggi-tingginya, karena saat kau terjatuh pun, engkau masih ditempat yang tinggi.
Macam-macam USAHA :
• Usaha Reaktif Usaha yang muncul dengan bertindak dahulu tanpa adanya rangsangan.
• Usaha Proaktif Usaha yang muncul karena mendapatkan rangsangan terlebih dahulu kemudian memunculkan tindakan.

PENGENALAN DIRI

PENGENALAN DIRI 
Pada dasarnya setiap manusia cenderung untuk mengembangkan dirinya sendiri menjadi lebih baik, lebih matang dan lebih mantap.  Namun kecenderungan seseorang untuk menimbulkan kemampuannya tidak terwujud begitu saja, tanpa ada upaya untuk pengembangan kepribadian yang dimilikinya, karena setiap manusia memiliki kemampuan dan keunikan tersendiri.  Sejauh mana kepribadian  terwujud sangat ditentukan oleh seberapa jauh lingkungan mendorong untuk perkembangan terhadap konsep diri seseorang dan seberapa jauh seseorang tersebut merasa dirinya perlu belajar agar lebih baik lagi.
Untuk itu penting diketahui apakah perkembangan pribadi seseorang  sudah mencapai tingkat optimal atau kematangan. Hal ini dapat diketahui dengan cara mengenal dirinya.  Mengenal diri sendiri berarti memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat, yaitu menyadari kelebihan/keunggulan yang dimiliki maupun kekurangan/ kelemahan yang ada pada diri sendiri.  Dengan mengenal diri sendiri secara tepat akan diketahui konsep diri yang tepat pula, dengan berupaya mengembangkan yang positif dan mengatasi/ menghilangkan yang negatif.
  
Pengertian 
Menurut John Robert Powers (1977),  konsep diri adalah ‘kesadaran dan pemahaman terhadap dirinya sendiri yang meliputi ; siapa aku, apa kemampuanku, apa kekuranganku, apa kelebihanku, apa perananku, dan apa keinginanku’ Konsep diri menjadi dasar perilaku hidup sehari-hari yang disadari. Kesadaran dan pemahaman akan dirinya semakin mencerminkan prinsip hidup dan kehidupannya.
Tujuan
Dengan adanya pemahaman terhadap konsep diri, diharapkan :
  • Tumbuhnya kesadaran seseorang untuk memahami dan mengenali dirinya serta mampu mengembangkan kemampuannya. 
  • Terbentuknya sikap dan perilaku percaya diri serta prinsip hidup menuju kehidupan yang sejahtera. Sikap dan perilaku percaya diri adalah kemampuan mengekspresikan diri atau mengemukakan hak-hak pribadi serta mempertahankannya tanpa melanggar hak orang lain.
Mengapa Konsep Diri Diperlukan
Setiap orang perlu mengetahui dan memahami dirinya serta mampu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuannya. Setelah seseorang mengetahui dirinya, maka terbentuklah sikap dan perilaku dalam menentukan arah dan prinsip hidup yang diinginkan. Seseorang yang mempunyai konsep diri, dapat menilai dirinya dalam menjalankan peranan hidup berkeluarga atau dalam masyarakat tanpa merasa lebih atau kurang terhadap kemampuan dan bersikap kepada orang lain. Perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat merupakan faktor yang  menentukan, dengan demikian ‘konsep diri’ seseorang bukan suatu yang langsung jadi, melainkan diperoleh dan dibentuk melalui pendidikan, pengalaman serta pengaruh lingkungan.
Proses Pembentukan Konsep Diri
  • Ketika lahir seseorang belum memiliki konsep diri, namun konsep diri mulai berkembang sejak lahir dengan melalui proses penginderaan (sensation) dan perasaan (feelings) yang datang dari dalam diri atau dari lingkungan. Pengalaman dini terhadap rasa senang, sakit, disenangi, atau ditolak membentuk konsep dasar bagi perkembangan konsep diri dimasa yang akan datang.
  • Pengetahuan, harapan, dan penilaian yang membentuk konsep diri terutama hasil interaksi dengan orang lain. Orang tua merupakan figur yang paling berperan dalam pembentukan  konsep diri seseorang. Adapun teman sebaya merupakan figur kedua setelah orangtua yang mempengaruhi terhadap konsep diri dan masyarakat yang juga berperan dalam pembentukan konsep diri. 
  • Faktor yang penting dalam pembentukan konsep diri adalah melalui belajar.  Karena konsep diri merupakan produk belajar, permasalahan yang timbul selama proses belajar dapat mengganggu perkembangan konsep diri.  Permasalahan umum yang muncul yaitu, mendapat umpan balik yang tidak tepat dan umpan balik yang tidak konsisten.
Konsep diri mencakup 3 aspek, yaitu :
(1) pengetahuan,
(2) harapan diri,
(3) penilaian diri.
Pengetahuan :
Adalah apa yang kita ketahui tentang diri kita, mencakup :
-          Identitas formal
-          Kualitas pribadi
-          Merupakan perbandingan antara kita dengan orang lain
-          Ekspresi verbalnya ‘saya adalah …………….. ‘
Harapan :
-          Merupakan idealisme mengenai diri seseorang
-          Karakteristik pribadi
-          Merupakan tujuan dari proses pembentukan jati diri seseorang
-          Ekspresi verbalnya  ‘saya seharusnya dapat  menjadi …………..’.
Penilaian diri :
Merupakan proses perbandingan atau pengukuran antara ‘saya saat ini’  dengan harapan tentang ‘diri saya yang akan datang ‘.  Hasil perbandingan ini menjadi gambaran atas penghargaan diri sendiri :
  • Semakin besar perbedaan antara ‘saya saat ini’ dengan ‘saya seharusnya menjadi apa’, berarti semakin rendah penghargaan terhadap dirinya. 
  • Semakin seseorang merasa dapat mencapai standar atau harapan-harapannya, ia akan merasa nyaman dan menyukai dirinya, maka semakin tinggi penghargaan terhadap diri sendiri.
Tipe-tipe kepribadian :
 Sanguinis (popular)
Suka bicara                              Humoris
Emosional                                 Ekspresif
Childies                                    Kreatif
Spontanistas                             Cepat meminta maaf
Bukan pendendam                    Penuh semangat
Ingatan kuat pada warna
             Koleris (kuat)
Tipe pemimpin                                      Dinamis                  
Aktif                                                     Bersaing
Selalu benar dalam keadaan darurat      Menekankan fungsi hasil, bukan proses
Tidak perlu teman
    Melankolis (sempurna)
Penuh pikiran                                        Analitis
Sensitif                                                 Serius
Idealis                                                  Tekun
Perfeksionis                                          Berbakat
Teratur                                                 Artistik
Rapi                                                     Setia
Puitis
    Plegmatis (damai)
Rendah hati                                          Tegar
Mudah bergaul                         Perhatian
Tidak tergesa-gesa                               Pendengar yang baik
Konsisten                                             Tenang
Cerdas                                                 Santai
Suka menyembunyikan emosi    Tidak suka menyinggung
Menjadi penengah                                Mudah sepakat, mudah bilang “Ya”
Menghindari konflik                              Suka mengawasi orang
Tips and tricks:
Sanguinis
Bicara efektif
Jangan berlebihan/ hiperbolis
Belajar mendengarkan orang lain
Belajar mendahulukan kepentingan orang lain
Jangan berpikir bahwa semua adalah “Aku”
Koleris
Belajar rileks
Singkirkan tekanan
Belajar membuat planning
Jangan menyepelekan orang lain
Menanggapi kepemimpinan orang lain
Berhenti memanipulasi orang
Latih kesabaran
Simpan nasihat sampai diminta
Melankolis
Jangan mudah sakit hati
Positive thinking
Jangan cari kesulitan
Jangan lewatkan banyak waktu hanya untuk ‘merencanakan’
Kendurkan standart
Bersyukur karena Anda mampu memahami watak orang lain
Plegmatis
Berusaha membangkitkan semangat
Lebih memotivasi diri
Coba hal baru
Jangan menunda pekerjaan
Belajar untuk bertanggung jawab
Sekali-kali berani berkata “Tidak”
Berlatih membuat keputusan
Konsep Diri Negatif Dan Positif
Pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri bisa berada diantara 2 titik, yaitu ; konsep diri negatif sampai konsep diri positif. Dengan mengetahui posisinya, seseorang dapat menilai konsep dirinya mengarah kemana.
                  Konsep diri  ( - ) ------------------------------> Konsep diri ( + )
Konsep diri negatif :
Seseorang dikatakan memiliki konsep diri negatif, apabila : 
  1. Tidak memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang dirinya, ia kurang memahami siapa dirinya, apa kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya.
  2. Memiliki pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku (tidak dapat berubah) atau terlalu tinggi/berlebihan. Menolak informasi yang baru (terutama yang negatif) tentang dirinya, sehingga orang tersebut sulit untuk mengubah konsep diri yang sudah dianggap ‘betul’. 
  3. Lebih banyak melihat aspek-aspek kekurangan/kelemahannya dalam dirinya daripada aspek-aspek kelebihan/kekuatan yang ia miliki.
Konsep diri negatif dapat menimbulkan penilaian diri yang negatif pula, dimana seseorang merasa sebagai pribadi yang ‘baik’.  Dengan demikian ciri konsep diri negatif adalah : kurang pengetahuan tentang diri sendiri, harapan-harapan yang tidak realistik dan terlalu tinggi, dan rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri.
Konsep diri positif :
Seseorang dapat dikatakan mempunyai konsep diri positif apabila :
  1. Memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai dirinya, mencakup kelebihan dan kelemahan dirinya 
  2. Menerima diri apa adanya, apabila ia mempunyai kelebihan ia tidak sombong dan apabila ia mempunyai kelemahan tidak kecewa 
  3. Memiliki kesadaran yang besar untuk mengubah atau mengurangi aspek dari dirinya yang dianggap merugikan.
Ciri konsep diri positif adalah : memiliki pengetahuan  yang cukup luas tentang dirinya, mempunyai harapan yang realistik dan self esteem yang tinggi atau penghargaan diri yang sehat.
Perubahan Konsep Diri dan Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari-hari
Perubahan konsep diri :
Seperti telah diuraikan di atas, konsep diri merupakan informasi tentang diri seseorang, dan lebih bersifat subyektif.  Dalam konsep diri memuat perkiraan mengenai apa yang akan terjadi dimasa mendatang, dan berusaha untuk bisa mewujudkannya.  Perkiraan tersebut sebenarnya bisa negatif atau kurang tepat, dan seseorang dapat mengubahnya sehingga menghasilkan konsep diri yang baru dan menyenangkan.
Tahapan untuk mengubah konsep diri sebagai berikut :
1.      Tetapkan perubahan yang akan dicapai
2.      Dapatkan umpan balik dari orang lain
3.      Perbaiki cara pandang terhadap diri sendiri
4.      Perbaiki cara berbicara terhadap diri sendiri
Penerapan konsep diri dalam kehidupan sehari-hari :
Dalam bermasyarakat kita menghadapi berbagai sikap dan perilaku yang berbeda-beda.  Penerapan konsep diri tergantung kepada dirinya sendiri, antara lain :
1)      Dapat menyadari kelemahan dan kekurangannya
2)      Pandai mengendalikan diri
3)      Tenggang rasa
4)      Berusaha jujur terhadap diri sendiri serta menyadari peranannya